cerita sex dengan tante sendiri

Admin
Friday, June 14, 2013
8:22 PM
Aku Tante Kesepian
Bukan salahku kalau aku masih menggebu-
gebu dalam berhubungan seks. Sayangnya
suamiku sudah uzur, kami beda umur hampir
15 tahun, sehingga dia tidak lagi dapat
memberi kepuasan sex kepadaku. Dan bukan
salahku pula kemudian aku mencari
pelampiasan pada pria- pria muda di luar,
untuk memenuhi hasrat seks-ku yang kian
menggebu di usia 35 ini. Dengan TB 170cm
BB 58kg Bra 38C aku merasa sangat seksi dan
sintal dengan payudara yang membusung
besar ke depan dengan pantat njedol ke
belakang apalagi perut ramping dan pinggul
besar membulat, menambahkan tubuhnya
yang bongsor ini semakin bahenol dan
montok. Namun sepandai-pandai nya aku
berselingkuh akhirnya ketahuan juga.
Suamiku marah bukan kepalang memergoki
aku berpelukan dengan seorang pria muda
sambil telanjang bulat di sebuah motel. Dan
ultimatum pun keluar dari suamiku. Aku
dilarang olehnya beraktivitas diluar rumah
tanpa pengawalan. Entah itu dengan suamiku
ataupun anakku. Tak sedikitpun aku lepas
dari pengawasan mereka bertiga. Secara
bergantian mengawasiku. Aditya anak kakak
sulungku yang baru masuk kuliah dapat
giliran mengawasi di pagi hari karena dia
masuk siang. Siangnya giliran Leni anakku
sendiri yang duduk di kelas dua SMA, untuk
mengawasiku. Dan malamnya suamiku kena
giliran. Tentu saja aktivitas seks-ku pun
terganggu total. Hasratku sering tak
terlampiaskan, akibatnya aku sering uring-
uringan. Memang sih aku bisa masturbasi,
tapi kurang nikmat. Dua minggu berlalu aku
masih bisa menahan diri. Sebulan berlalu aku
sudah stres berat. Bahkan frekuensi
masturbasiku terus bertambah, sampai
pernah sehari 10 kali kulakukan. Tapi tetap
saja tak pernah mencapai kepuasan yang
total. Aku masih butuh kocokan penis keras
laki-laki. Seperti pada pagi hari Senin, saat
bangun pagi jam 8 rumah sudah sepi.
Suamiku dan Leni sudah pergi, dan tinggal
Aditya yang ada di bawah. Aku masih belum
bangkit dari tempat tidurku, masih malas-
malasan untuk bangun. Tiba-tiba aku
tersentak karena merasa darahku mengalir
dengan cepat. Ini memang kebiasaanku saat
bangun pagi, nafsu seks-ku muncul.
Sebisanya kutahan-tahan, tapi
selangkanganku sudah basah kuyup. Aku pun
segera melorotkan CD-ku lalu BH didadaku
sehingga susu montok besar mancung itu
leluasa muntah keluar dan langsung aku
menyusupkan dua jari tangan kananku ke
lubang vaginaku. vaginaku yang merekah
kemerahan ditumbuhi rambut kemaluan yang
hitam sangat lebat mulai dari bawah pusar
sampai pada vaginaku yang seret ini
membentuk segitiga hitam agak keriting. Aku
mendesis pelan saat kedua jari itu masuk,
terus kukeluar-masukk an dengan pelan tapi
pasti. Aku masih asyik bermasturbasi, tanpa
menyadari ada sesosok tubuh yang sedang
memperhatikan kelakuanku dari pintu kamar
yang terbuka lebar. Dan saat mukaku
menghadap ke pintu aku terkejut melihat
Aditya, anak kakak sulungku, sedang
memperhatikanku bermasturbasi. Tapi
anehnya aku tidak kelihatan marah sama
sekali, tangan kanan masih terus memainkan
kemaluanku, dan aku malah mendesah keras
sambil mengeluarkan lidahku. Dan Aditya
tampak tenang-tenang saja melihat
kelakuanku. Aku jadi salah tingkah, tapi
merasakan liang vagina yang makin basah
saja, aku turun dari tempat tidur dan berjalan
ke arah Aditya. Tubuh bongsorku yang sintal
berjalan dengan buah dada menari-nari ke
kanan ke kiri mengikuti langkahku, dengan
sesekali kebelai bulu kemaluan vaginaku
menambah rangsangan pada Aditya
kemenakanku itu. Anak kakak sulungku itu
masih tenang-tenang saja, padahal saat turun
dari tempat tidur aku sudah melepas pakaian
dan kini telanjang bulat. Aku yang sudah
terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan
statusku lagi sebagai tantenya. Saat kami
berhadapan tangan kanan langsung meraba
selangkangan anak itu. “Bercintalah dengan
Tante, Aditya!” pintaku sambil mengelus- elus
selangkangannya yang sudah tegang. Aditya
tersenyum, “Tante tahu, sejak Aditya tinggal
disini 6 bulan lalu, Aditya sudah sering
membayangkan bagaimana nikmatnya kalo
Aditya bercinta dengan Tante..” Aku
terperangah mendengar omongannya. “Dan
sering kalo Tante tidur, Aditya telanjangin
bagian bawah Tante serta menjilatin
kemaluan Tante.” Aku tak percaya mendengar
perkataan kopanakanku ini. “Dan kini dengan
senang hati Aditya akan ‘kerjai’ Tante sampai
Tante puas!”. Aditya langsung memegang
daguku dan mencium bibirku dan
melumatnya dengan penuh nafsu. Lidahnya
menyelusuri rongga mulutku dengan ganas.
Sementara kedua tangannya bergerilya ke
mana-mana, tangan kiri meremas- remas
payudaraku dengan lembut sementara
tangan kanannya mengelus permukaan
kemaluanku. Aku langsung pasrah
diperlakukan sedemikian rupa, hanya
sanggup mendesahdan menjerit kecil. Puas
berciuman, Aditya melanjutkan sasarannya ke
kedua payudaraku. Kedua puting susuku
yang besar coklat kehitaman, dihisap anak itu
dengan lembut. Kedua permukaan
payudaraku dijilati sampaimengkilat , dan
aku sedikit menjerit kecil saat putingku
digigitnya pelan namun mesra. Aduh, tak
henti-hentinya aku mendesah akibat
perlakuan Aditya. Ciuman Aditya berlanjut ke
perut, dan diapun berjongkok sementara aku
tetap berdiri. Aku tahu apa yang akan Aditya
lakukan dan ini adalah bagian di mana aku
sering orgasme. Yah, aku paling tak tahan
kalau kemaluanku di oral seks. Aditya
tersenyum sebentar ke arahku, sebelum
mulutnya mencium permukaan lubang
vaginaku yang rimbun tertutup bulu
kemaluan yang sangat lebat. Lidahnya pun
menari-nari di liang vagina, membuatku
melonjak bagai tersetrum. Kedua tanganku
terus memegangi kepalanya yang tenggelam
di selangkanganku, saat lidahnya menjilati
klitorisku dengan lembut. Dan benar saja, tak
lama kemudian tubuhku mengejang dengan
hebatnya dan desahanku semakin keras
terdengar. Aditya tak peduli, anak itu terus
menjilati kemaluanku yang memuncratkan
cairan-cairan kental saat aku berorgasme
tadi. Aku yang kelelahan langsung menuju
tempat tidur dan tidur telentang. Aditya
tersenyum lagi. Dia kini melucuti pakaiannya
sendiri dan siap untuk menyetubuhi Tantenya
dengan penisnya yang telah tegang. “Aaahh
besar banget penismu, keras berotot panjang
lagi, tante suka penis yang begini “ sahutku
takjub keheranan dan gembira karena
sebentar lagi vaginaku akan dikocok penis
yang gede dan panjang, kira-kira ukurannya
panjang 20 cm diameter 4 cm coba bayangin
hebat kan. Aditya bersiap memasukkan
penisnya ke lubang vaginaku, dan aku
menahannya, “Tunggu sayang, biar Tante
kulum penismu itu sebentar.” Aditya menurut,
di sodorkannya penis yang besar dan keras
itu ke arah mulutku yang langsung
mengulumnya dengan penuh semangat.
Penis itu kini kumasukkan seluruhnya ke
dalam mulutku sementara dia membelai
rambutku dengan rasa sayang. Batangnya
yang keras kujilati hingga mengkilap.
“Sekarang kau boleh kocok dan genjot vagina
Tante, Adit..” kataku setelah puas mengulum
penisnya. Diapun mengangguk, penisnya
segera dibimbing menuju lubang vagina yang
kemerahan merekah siap menerima tusukan
penis besar nikmat itu. Vaginaku yang basah
kuyup memudahkan penis Aditya untuk
masuk ke dalam dengan mulus. “Ahh.. Adit!”
aku mendesah saat penis Aditya amblas
dalam kemaluanku. Aditya lalu langsung
menggenjot tubuhnya dengan cepat, lalu
berubah lambat tapi pasti. Diperlakukan
begitu kepalaku berputar-putar saking
nikmatnya. Apalagi Aditya seringkali
membiarkan kepala penisnya menggesek-
gesek permukaan kemaluanku sehingga aku
kegelian. Berbagai macam posisi diperagakan
oleh Aditya, mulai dari gaya anjing sampai
tradisional membuatku orgasme berkali-kali.
Tapi dia belum juga ejakulasi membuatku
penasaran dan bangga. Ini baru anak yang
perkasa. Dan baru saat aku berada di atas
tubuhnya, Aditya mulai kewalahan. Goyangan
pinggulku langsung memacunya untuk
mencapai puncak kenikmatan. Dan saat
Aditya memeluk dengan erat, saat itu pula air
mani membasahi kemaluanku dengan
derasnya, membuatku kembali orgasme
untuk yang kesekian kalinya. Selangkanganku
kini sudah banjir tidak karuan bercampur
aduk antara mani Aditya dengan cairanku
sendiri. Aditya masih memelukku dan
mencium bibirku dengan lembut. Dan kami
terus bermain cinta sampai siang dan baru
berhenti saat Leni pulang dari sekolah. Sejak
saat itu aku tak lagi stress karena sudah
mendapat pelampiasan dari keponakanku.
Setiap saat aku selalu dapat memuaskan
nafsuku yang begitu besar. Dan tidak seorang
pun mengetahui kecuali kami berdua.
Share on Facebook Share on Twitter
Foto: Aku Tante Kesepian Bukan salahku kalau aku masih menggebu- gebu dalam berhubungan seks. Sayangnya suamiku sudah uzur, kami beda umur hampir 15 tahun, sehingga dia tidak lagi dapat memberi kepuasan sex kepadaku. Dan bukan salahku pula kemudian aku mencari pelampiasan pada pria- pria muda di luar, untuk memenuhi hasrat seks-ku yang kian menggebu di usia 35 ini. Dengan TB 170cm BB 58kg Bra 38C aku merasa sangat seksi dan sintal dengan payudara yang membusung besar ke depan dengan pantat njedol ke belakang apalagi perut ramping dan pinggul besar membulat, menambahkan tubuhnya yang bongsor ini semakin bahenol dan montok. Namun sepandai-pandai nya aku berselingkuh akhirnya ketahuan juga. Suamiku marah bukan kepalang memergoki aku berpelukan dengan seorang pria muda sambil telanjang bulat di sebuah motel. Dan ultimatum pun keluar dari suamiku. Aku dilarang olehnya beraktivitas diluar rumah tanpa pengawalan. Entah itu dengan suamiku ataupun anakku. Tak sedikitpun aku lepas dari pengawasan mereka bertiga. Secara bergantian mengawasiku. Aditya anak kakak sulungku yang baru masuk kuliah dapat giliran mengawasi di pagi hari karena dia masuk siang. Siangnya giliran Leni anakku sendiri yang duduk di kelas dua SMA, untuk mengawasiku. Dan malamnya suamiku kena giliran. Tentu saja aktivitas seks-ku pun terganggu total. Hasratku sering tak terlampiaskan, akibatnya aku sering uring- uringan. Memang sih aku bisa masturbasi, tapi kurang nikmat. Dua minggu berlalu aku masih bisa menahan diri. Sebulan berlalu aku sudah stres berat. Bahkan frekuensi masturbasiku terus bertambah, sampai pernah sehari 10 kali kulakukan. Tapi tetap saja tak pernah mencapai kepuasan yang total. Aku masih butuh kocokan penis keras laki-laki. Seperti pada pagi hari Senin, saat bangun pagi jam 8 rumah sudah sepi. Suamiku dan Leni sudah pergi, dan tinggal Aditya yang ada di bawah. Aku masih belum bangkit dari tempat tidurku, masih malas- malasan untuk bangun. Tiba-tiba aku tersentak karena merasa darahku mengalir dengan cepat. Ini memang kebiasaanku saat bangun pagi, nafsu seks-ku muncul. Sebisanya kutahan-tahan, tapi selangkanganku sudah basah kuyup. Aku pun segera melorotkan CD-ku lalu BH didadaku sehingga susu montok besar mancung itu leluasa muntah keluar dan langsung aku menyusupkan dua jari tangan kananku ke lubang vaginaku. vaginaku yang merekah kemerahan ditumbuhi rambut kemaluan yang hitam sangat lebat mulai dari bawah pusar sampai pada vaginaku yang seret ini membentuk segitiga hitam agak keriting. Aku mendesis pelan saat kedua jari itu masuk, terus kukeluar-masukk an dengan pelan tapi pasti. Aku masih asyik bermasturbasi, tanpa menyadari ada sesosok tubuh yang sedang memperhatikan kelakuanku dari pintu kamar yang terbuka lebar. Dan saat mukaku menghadap ke pintu aku terkejut melihat Aditya, anak kakak sulungku, sedang memperhatikanku bermasturbasi. Tapi anehnya aku tidak kelihatan marah sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan kemaluanku, dan aku malah mendesah keras sambil mengeluarkan lidahku. Dan Aditya tampak tenang-tenang saja melihat kelakuanku. Aku jadi salah tingkah, tapi merasakan liang vagina yang makin basah saja, aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Aditya. Tubuh bongsorku yang sintal berjalan dengan buah dada menari-nari ke kanan ke kiri mengikuti langkahku, dengan sesekali kebelai bulu kemaluan vaginaku menambah rangsangan pada Aditya kemenakanku itu. Anak kakak sulungku itu masih tenang-tenang saja, padahal saat turun dari tempat tidur aku sudah melepas pakaian dan kini telanjang bulat. Aku yang sudah terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan statusku lagi sebagai tantenya. Saat kami berhadapan tangan kanan langsung meraba selangkangan anak itu. “Bercintalah dengan Tante, Aditya!” pintaku sambil mengelus- elus selangkangannya yang sudah tegang. Aditya tersenyum, “Tante tahu, sejak Aditya tinggal disini 6 bulan lalu, Aditya sudah sering membayangkan bagaimana nikmatnya kalo Aditya bercinta dengan Tante..” Aku terperangah mendengar omongannya. “Dan sering kalo Tante tidur, Aditya telanjangin bagian bawah Tante serta menjilatin kemaluan Tante.” Aku tak percaya mendengar perkataan kopanakanku ini. “Dan kini dengan senang hati Aditya akan ‘kerjai’ Tante sampai Tante puas!”. Aditya langsung memegang daguku dan mencium bibirku dan melumatnya dengan penuh nafsu. Lidahnya menyelusuri rongga mulutku dengan ganas. Sementara kedua tangannya bergerilya ke mana-mana, tangan kiri meremas- remas payudaraku dengan lembut sementara tangan kanannya mengelus permukaan kemaluanku. Aku langsung pasrah diperlakukan sedemikian rupa, hanya sanggup mendesahdan menjerit kecil. Puas berciuman, Aditya melanjutkan sasarannya ke kedua payudaraku. Kedua puting susuku yang besar coklat kehitaman, dihisap anak itu dengan lembut. Kedua permukaan payudaraku dijilati sampaimengkilat , dan aku sedikit menjerit kecil saat putingku digigitnya pelan namun mesra. Aduh, tak henti-hentinya aku mendesah akibat perlakuan Aditya. Ciuman Aditya berlanjut ke perut, dan diapun berjongkok sementara aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang akan Aditya lakukan dan ini adalah bagian di mana aku sering orgasme. Yah, aku paling tak tahan kalau kemaluanku di oral seks. Aditya tersenyum sebentar ke arahku, sebelum mulutnya mencium permukaan lubang vaginaku yang rimbun tertutup bulu kemaluan yang sangat lebat. Lidahnya pun menari-nari di liang vagina, membuatku melonjak bagai tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi kepalanya yang tenggelam di selangkanganku, saat lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut. Dan benar saja, tak lama kemudian tubuhku mengejang dengan hebatnya dan desahanku semakin keras terdengar. Aditya tak peduli, anak itu terus menjilati kemaluanku yang memuncratkan cairan-cairan kental saat aku berorgasme tadi. Aku yang kelelahan langsung menuju tempat tidur dan tidur telentang. Aditya tersenyum lagi. Dia kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap untuk menyetubuhi Tantenya dengan penisnya yang telah tegang. “Aaahh besar banget penismu, keras berotot panjang lagi, tante suka penis yang begini “ sahutku takjub keheranan dan gembira karena sebentar lagi vaginaku akan dikocok penis yang gede dan panjang, kira-kira ukurannya panjang 20 cm diameter 4 cm coba bayangin hebat kan. Aditya bersiap memasukkan penisnya ke lubang vaginaku, dan aku menahannya, “Tunggu sayang, biar Tante kulum penismu itu sebentar.” Aditya menurut, di sodorkannya penis yang besar dan keras itu ke arah mulutku yang langsung mengulumnya dengan penuh semangat. Penis itu kini kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku sementara dia membelai rambutku dengan rasa sayang. Batangnya yang keras kujilati hingga mengkilap. “Sekarang kau boleh kocok dan genjot vagina Tante, Adit..” kataku setelah puas mengulum penisnya. Diapun mengangguk, penisnya segera dibimbing menuju lubang vagina yang kemerahan merekah siap menerima tusukan penis besar nikmat itu. Vaginaku yang basah kuyup memudahkan penis Aditya untuk masuk ke dalam dengan mulus. “Ahh.. Adit!” aku mendesah saat penis Aditya amblas dalam kemaluanku. Aditya lalu langsung menggenjot tubuhnya dengan cepat, lalu berubah lambat tapi pasti. Diperlakukan begitu kepalaku berputar-putar saking nikmatnya. Apalagi Aditya seringkali membiarkan kepala penisnya menggesek- gesek permukaan kemaluanku sehingga aku kegelian. Berbagai macam posisi diperagakan oleh Aditya, mulai dari gaya anjing sampai tradisional membuatku orgasme berkali-kali. Tapi dia belum juga ejakulasi membuatku penasaran dan bangga. Ini baru anak yang perkasa. Dan baru saat aku berada di atas tubuhnya, Aditya mulai kewalahan. Goyangan pinggulku langsung memacunya untuk mencapai puncak kenikmatan. Dan saat Aditya memeluk dengan erat, saat itu pula air mani membasahi kemaluanku dengan derasnya, membuatku kembali orgasme untuk yang kesekian kalinya. Selangkanganku kini sudah banjir tidak karuan bercampur aduk antara mani Aditya dengan cairanku sendiri. Aditya masih memelukku dan mencium bibirku dengan lembut. Dan kami terus bermain cinta sampai siang dan baru berhenti saat Leni pulang dari sekolah. Sejak saat itu aku tak lagi stress karena sudah mendapat pelampiasan dari keponakanku. Setiap saat aku selalu dapat memuaskan nafsuku yang begitu besar. Dan tidak seorang pun mengetahui kecuali kami berdua. Share on Facebook Share on Twitter

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment